28 April 2021
Yang namanya sedih itu biasanya cuma sebentar, begitu pula dengan senang, biasanya juga nggak akan lama.
Lama atau sebentar itu sebenarnya relatif. Kalau nonton film yang kita tunggu-tunggu dengan durasi hampir 3 jam, menurut saya itu sebentar. Tapi kalau nunggu di antrian mau ke CS Bank tertentu, pasti nya 30 menit saja sudah terasa lama.
Jadi apapun itu tidak ada yang abadi, semuanya cuma 'sebentar' saja. Kemudian akan digantikan dengan yang lainnya.
Jadi hidup itu seperti air, tidak benar benar statis. Selalu dinamis, tergantung kita mau ngintir atau kintir. Ada kala nya berhasil seperti yang kita mau, ada kalanya gagal tidak seperti yang kita mau. Yang pasti tidak bisa selalu seperti yang kita mau.
Saya pernah tidak bisa menerima beberapa kenyataan bahwa saya merasa diperlakukan tidak adil oleh keadaan. Tapi kenyataan nya... Itu hanyalah sebuah fase dari sebuah rasa, karena jiwa ini hanyalah sebatas rasa bukan?
Seperti hal nya rasa manis tidak akan terasa benar-benar manis kalau kita tidak pernah merasakan yang pahit. Mana kita tahu kalau ini manis padahal kita belum tahu rasanya pahit?
Darimana kamu tahu kalau itu gelap sedangkan kamu sendiri belum merasakan terang?
Kadang kita tidak bisa hanya menerima informasi dari pengalaman subyektif dari orang lain. Kadang secara bawah sadar, kita 'ingin' merasakan pengalaman itu sendiri.
Ada kalanya kita pernah merasakan nya, tapi kita lupa bagaimana rasanya, sehingga secara tidak sadar kita mengulang nya kembali, kita ingin merasakan lagi 'rasa' itu. Itulah yang membedakan kita dengan keledai.
Karena ada pepatah mengatakan :
"Bahkan Keledai pun tidak akan terperosok di dalam lubang yang sama.".
Lha tapi kan kita manusia, bukan keledai. 😁
Sekali sekali tidak apalah, mengulang 'hal' yang sama 🤭.
Ini pun tak akan abadi, suatu saat media sosial akan dilarang, dan apa yang saya tuliskan bisa dihapus atau hilang.
Tapi tidak dengan apa yang saya tulis.
No comments:
Post a Comment