Friday, April 23, 2021

 Hahaha…Hidup ini Memang untuk Ditertawakan

 

22 April 2021

 

Selama anda masih bisa menertawakan diri anda sendiri bahkan hidup anda artinya anda menerima kehadiran Tuhan. Menerima ke-Ilahi-an Nya.

 

Seperti yang pernah dikatakan oleh Dr. David R. Hawkins di dalam sebuah kuliahnya yang kelima “Conviction” tahun 2005. Di dalam sebuah segmentasi yang diberi judul “Humor It's Of Divine Origin” yang bisa saya artikan secara bebas adalah, “Humor itu berasal dari Keilahian”. Yang menurut saya adalah, ketika seseorang masih bisa melihat ‘kelucuan’dari penderitaannya adalah orang yang mampu melihat unsur keilahian di dalam semua hal. Tapi jangan disalah artikan bahwa ini adalah orang yang konyol atau tidak tahu menempatkan dirinya. Ini lebih kepada menertawakan dirinya sendiri ya, bukan menertawakan orang lain atau bahasa kerennya sekarang disebut sebagai bullying.

 


"...you realize that life is an endless practical joke..." begitu kata Dr. avid R. Hawkins di dalam kuliahnya. Ketika kita bisa menyadari bahwa hidup ini adalah sebuah lelucon yang tiada hentinya maka dengan sendirinya kita akan berhenti menyesali masa lalu dan berhenti mengkhawatirkan masa depan. Maka kita hidup penuh di masa sekarang. Bukankah kehidupan ini sudah selesai begitu diciptakan? Hanya saja kita menjalani realitasnya hari-per-hari, jam-per-jam, menit-ke-menit, dan detik-per-detik.

 

Kekhawatiran dan ketakutan adalah buah akan ketidak-percayaan kita kepada yang sudah dituliskan oleh-Nya?

 

Anda sendirilah yang menciptakannya, dan anda sendirilah yang mampu meniadakannya.

 

Sama halnya dengan Sakit dan Kesembuhan, dua hal yang saling terikat. Kalau sakit ya kita berkewajiban untuk berusaha sembuh, tetapi untuk sembuh bukanlah wewenang kita, karena itu sudah menjadi kehendakNya. Mengapa kita khawatir kalau nanti bisa sembuh atau tidak? Itu kan sudah menjadi kehendakNya, tapi kita tetap harus berusaha untuk sembuh karena ini sudah menjadi kewajiban kita ketika diberikan amanah olehNya untuk menjaga diri kita.

 

Beberapa kali saya menoleh kebelakang bukan untuk menangisi masa lalu tetapi untuk menertawakannya. “Hehehe…kok isok yo aku koyok ngono…hahaha…”. Maka selesailah penderitaan masa lalu saya yang dulu sempat menjadi ‘bahan’ kesedihan saya ketika sedang ‘down’.

 

Bahkan saat ini saya juga tertawa, ternyata ‘guyonanNya’ sangatlah serius.

 

Ingat juga bahwa ini bukanlah ‘represif’ maupun ‘satir’. Coba saja kalau kamu nggak mau lega dan plong kayak saya.

 

Aku bukanlah semua yang ter-LABEL dan ter-SURAT di diri saya. Aku adalah aku, tiada yang lain selain aku.

No comments:

Post a Comment

Waraz.

𝗜𝗡𝗚𝗜𝗡 𝗧𝗔𝗛𝗨 𝗧𝗘𝗡𝗧𝗔𝗡𝗚 𝗛𝗢𝗟𝗜𝗦𝗧𝗜𝗖 𝗛𝗘𝗔𝗟𝗜𝗡𝗚?𝗠𝗔𝗨 𝗕𝗘𝗟𝗔𝗝𝗔𝗥 𝗝𝗔𝗗𝗜 𝗛𝗢𝗟𝗜𝗦𝗧𝗜𝗖 𝗛𝗘𝗔𝗟𝗘𝗥? 👇👇👇 Baca...