28 Januari
2020
Pernahkah anda terbangun dari mimpi di malam hari, sekitar
5-15 menit anda akan teringat akan mimpi anda, sepenggal atau dua penggal
cerita di mimpi anda, tapi kemudian hilang dan anda lupa.... Apa yang anda
mimpikan tadi....ini pasti sering sekali terjadi pada beberapa orang yang
memang, sampai-sampai mereka meletakkan catatan di samping tenpat tidurnya,
atau bahkan alat perekam di samping tempat tidurnya agar tidak lupa apa saja
yang mereka mimpikan ketika tidur.
Ketika
kita tertidur sebenarnya kita tersadar di dalam diri kita di dimensi paralel
Nah, ini kalau menurut saya, belum ada penelitian yang
membenarkannya, karena di dalam beberapa mimpi yang saya ingat benar adalah
semua penokohan yang ada di dalam kehidupan saya muncul di sana, baik itu
mereka memkiliki keadaan yang berbeda maupun mereka memiliki peran yang
berbeda, tapi saya yakin benar orang itu tanpa benar-benar melihat wajahnya.
Ada yang mengalami mimpi hitam-putih, ada yang berwarna, ada yang bisa
merasakan sakitnya, panas, dingin dan ada yang beberapa bisa mengendalikannya.
Sebenarnya otak kita tidak bisa membedakan mana mimpi dan
mana kenyataan, seperti dilatasi waktu bisa terjadi di dalam mimpi, rasanya
sudah lama banget di dalam mimpi tersebut, tapi setelah terbangun ternyata
hanya 1 jam saja kita tertiudur. Ada yang mimpi pindahan rumah, angkat-angkat
meja dan kursi, bangun-bangun badannya terasa pegal-pegal.
Mengapa
kita lupa akan mimpi kita ketika kita terbangun?
Nah, ini ada penjelaasannya secara saintifik (Scientific),
jadi menurut tulisan jurnal di Amerika melalui medianya Scientific American did
bagian Mind, mereka menuliskan “Why Do
Memories of Vivid Dreams Disappear Soon After Waking Up?” yang bila
diterjemahkan secara bebas oleh saya adalah “Mengapa ingatan akan mimpi yang
jelas kita alami ketika kita tertidur, segera menghilang ketika kita
terbangun”.
Menurut Ernest Hartmann, professor
of psychiatry at Tufts University School
of Medicine and director of the Sleep Disorders Center at Newton-Wellesley
Hospital. “Perhaps the most
compelling explanation is the absence of the hormone norepinephrine in the
cerebral cortex, a brain region that plays a key role in memory, thought,
language and consciousness. A study published in 2002 in the American Journal
of Psychiatry supports the theory that the presence of norepinephrine enhances
memory in humans, although its role in learning and recall remains
controversial.”, yang kalau diterjemahkan secara bebas menurut saya adalah
“Mungkin penjelasan yang paling menarik adalah tidak adanya hormon norepinefrin
di korteks serebral, wilayah otak yang memainkan peran kunci dalam memori,
pikiran, bahasa, dan kesadaran. Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2002
di American Journal of Psychiatry
mendukung teori bahwa kehadiran norepinefrin meningkatkan memori pada manusia,
meskipun perannya dalam belajar dan mengingat masih kontroversial.”
Namun, kurangnya norepinefrin tidak sepenuhnya menjelaskan
mengapa kita gampang melupakan mimpi kita pagi tadi. Penelitian terbaru
menunjukkan bahwa bermimpi terletak pada kontinum dengan bentuk-bentuk lain
dari fungsi mental, yang semuanya ditandai oleh aktivitas di korteks serebral.
Di satu sisi kontinum ini adalah pikiran yang terkonsentrasi dan terfokus;
bermimpi dan pikiran berkeliaran dan berjajaran satu sama lain kadang mereka
bisa melebur jadi satu dan kadang mengulang di malam-malam lainnya. Akhir mimpi
/ lamunan melibatkan beberapa materi yang paling kreatif dan "jauh"
dari pemikiran kita yang biasa. Namun, jenis pemikiran yang diarahkan secara
tidak sadar ini tidak mudah diingat.
Bisakah Anda ingat di mana pikiran Anda mengembara saat Anda menyikat gigi pagi ini?
No comments:
Post a Comment