Friday, January 31, 2020

KAMU KOK NGGAK MARAH? KAMU KOK NGGAK MBALES?




31 Januari 2020

Begitulah tanya salah satu kawan ketika saya di hina oleh sesama pengguna angkutan umum. Teman saya pun menambahkan, “Nek iku mau aku sing di enyek, yo pasti tak bales pasti tak enyek genti”.

Nah, itulah reaksi kebanyakan orang, ketika hinaan, olokan, ejekan, cercaan, makian, cacian dan lain sebagainya yang menyakitkan hati yang secara default manusia dengan insting survival mereka untuk FIGHT kalau berani, kalau nggak berani ya FLIGHT deh.... atau kalau sudah kepepet di pojokan ya FREEZE (playing dead, playing victims, you name it).


Bagaimana Kita Harus Bersikap?
Bagi saya ketika orang lain melakukan sesuatu yang menyakitkan hati dan perasaan saya, ini membuat saya teringat kembali apa kata mentor saya Pak Bagus Herwindro, bahwa apa yang datang ke saya adalah perwujudan dari diri saya sendiri. Sehingga ketika saya di hina, di ejek dan di sakiti, saya langsung melihat diri saya sendiri yang pernah menghina, mengejek dan menyakiti orang lain. Saya belum berbicara karma saya hanya memposisikan diri saya melalui mata si pelaku. Kemudian saya sadari bahwa diri saya yang melakukan itu, apa yang membuat saya melakukan itu? Kemudian saya pahami bahwa itu yang bisa mereka lakukan ketika menerima reaksi itu? Hanya itu yang mereka pahami dan hanya itu yang bisa mereka lakukan. Seketika maka rasa ingin membalas akan sirna dengan sendirinya.

Kalau Sudah Terlanjur Membalas?
Ya sudah, berarti kita terserap pada ruang dan waktu pelaku hinaan tersebut, kita masuk ke dalam kondisi mereka, kita menyatu dengan emosi (ego) pelaku hinaan tersebut. That’s okay, selama anda sadari segera minta maaf, maafkan orang tersebut dan bertobatlah, agar nanti tidak menjadi karma buruk bagi anda.

Nah, bagaimana dengan anda yang sedang baca tulisan ini? Apakah anda hari ini sudah membalas perbuatan buruk seseorang kepada anda?

Thursday, January 30, 2020

Villain

30 Januari 2020

Saya ingat tahun sekitar 5 tahun yang lalu, dimulainya era film Superheroes, dimana main character (Tokoh Utama) di dalam film itu memiliki kekuatan super. Nah, di setiap film superheroes tersebut pasti memiliki yang namanya Super Villain (Musuh Super). Ya pada dasarnya di setiap film memiliki Villain (Musuh/Karakter Jahat) di setiap plotnya, baik itu berupa manusia biasa, monster, binatang buas, bencana alam, sampai keadaan yang tidak bisa digambarkan.

Villain di kehidupan anda
Bagaimana dengan kita, anda dan saya? Pasti di setiap bagian kehidupan kita punya yang namanya ‘Villain’ atau Karakter Musuh yang kita ciptakan sendiri (Bagi yang merasa tidak punya, saya sangat bersyukur anda bisa menemukan kedamaian di dunia ini). Saya tidak membahas secara spesifik seperti apa modelnya.

Mari kita contohkan teman saya saja, sebut saja namanya Gabriel, untuk selanjutnya kita sebut Biel. Biel bekerja sebagai pegawai perkantoran di sebuah pusat kota metroplitan. Dia bekerja selama 8 jam per hari, 5 hari dalam seminggu, 4 minggu dalam sebulan dan 12 bulan dalam setahun. Karena perantauan, Biel tinggal di dalam kos-kosan satu rumah 6 kamar bersama 5 penghuni kosan lainnya. Setiap pagi Biel harus bangun jam 5 pagi, mandi, sarapan kalau ada, kemudian jam 6 harus sudah keluar kosan karena perjalanan dari kosannya ke kantor menumpuh waktu 1,5jam, setidaknya jam 7.30 sudah sampai kantor dan absen menggunakan ID Card.


Biel pernah bercerita kepada saya bahwa dirinya sudah pindah kerja dan kosan beberapa kali tetapi dia selalu bertemu orang-orang dengan karakter yang sama. Contohnya dia pindah di sebuah Bank A, teman kerjanya ada yang merasa superior dan selalu berusaha mengungguli dia, baik dalam segi pekerjaan maupun pergaulan, kemudian Biel juga bertemu dengan atasan yang memiliki karakter yang hampir mirip.

Biel mengatakan pada saya ketika suatu saat bertemu dengan orang yang tinggal satu kos dengannya. “Lihat orang ini kelakuannya buruk banget, kalau buang sampah di depan kamarnya selalu sembarangan, jadi membuat penghuni lainnya nggak nyaman, dan dia sering banget menggunakan dapur dan ditinggalkan begitu saja tanpa dirapikan atau dibersihkan kembali”

Kemudian Biel menyambung ceritanya “Saya punya rekan kerja yang kerjaannya selalu tidur kalau di ruangan, sudah saya ingatkan beberapa kali tapi dirinya malah memusuhi saya”. Sambungnya “Kalau saya pulang ke kampung halaman saya, kakak saya selalu sirik sama saya karena saya selalu membawakan oleh-oleh untuk Bapak dan Ibu tetapi tidak membawakan oleh-oleh untuk dirinya”. Pungkasnya, “Mengapa Tuhan menghadirkan orang-orang yang jahat kepada saya padahal saya tidak pernah jahat kepada mereka?”

Mengapa ada Baik ada Jahat?
Mengapa? Karena kita masih terjebak di ruang dan waktu, masih terjebak di konten, ini yang selalu diajarkan oleh Mentor saya Pak Bagus Herwindro, “Ketika kita masih terjebak di ruang dan waktu maka kita akan menjumpai dualitas, yaitu Hitam-Putih, Baik-Buruk, Manis-Pahit dan lainnya mengandung peng-kutub-an...”. Sedangkan kalau kesadaran kita sudah sampai pada Superposisi (Sebagai Spiritual Being) maka kita bisa melihat sesuatu dari Konteksnya, dan field yang ada di dalamnya dan konten yang terkandung.

Lalu Bagaimana?
Ya kita kembalikan lagi saja, kita adalah manusia ciptaan Tuhan, dan bukan hanya manusia saja yang ciptaan-Nya, semuanya yang terkandung di dalam Tuhan, Semesta dan segala isinya adalah Ciptaan Tuhan, dan berasal dari Tuhan, oleh karena itu, “Kemana larinya semua celaan dan cercaan itu?” kata Pak Bagus Herwindro. Nah lo, lari kemana lagi kalau bukan ke Tuhan?

Jadi, semuanya ini adalah Tuhan, tidak ada yang tidak Tuhan di semesta ini.... Hormatilah, cintailah dan hargailah semuanya selayaknya Tuhan.... maka anda akan melihat segala sesuatunya lebih indah lebih berwarna, bahkan mungkin setelah membaca tulisan ini anda akan semakin bersyukur pada Tuhan akan apa yang sudah anda alami selama ini....

Sudahkah anda?

Wednesday, January 29, 2020

Kegagalan


29 Januari 2020

Saya yakin ketika saya tulis judul yang mengandung kata Negatif akan lebih menarik dari pada kalau saya tulis dalam kata positif, kalau misal saya tulis “Keberhasilan” atau “Kesuksesan” maka kemungkinan yang tertarik untuk membaca tulisan ini tidak akan lebih banyak dari pada saya tulis judulnya “Kegagalan”.


Mengapa Demikian?
Inilah desain default manusia, selalu melihat hal yang negatif, melihat segala sesuatunya dari sisi ‘Bahayanya’ karena default manusia adalah ‘Survival’ atau untuk bertahan hidup, untuk kelangsungan hidupnya masing-masing selalu waspada akan kegagalan, dibekali oleh perangkat emosi ketakutan yang fungsinya adalah ‘Cautious’ atau berhati-hati.

Fight or Flight (or Freeze)
Sampai ada istilah ‘Fight or Flight’ yang artinya bertarung atau kabur. Ya sebenarnya ada satu lagi namanya Freeze (Petrified) terdiam. Sama dengan default reaksi manusia terhadap ancaman bahaya, bertarung kalau merasa bisa mengatasi kalau nggak bisa ya kabur, lari dari kenyataan atau malah Freeze terdiam seribu bahasa karena nggak mampu bertarung, nggak mampu kabur,  ya diam aja terpaku.

Why?
Kembali kepada kenapa saya menulis judul dengan kata negatif kegagalan. Ya karena seperti itulah kita default manusia, selalu fokus kepada kegagalan.... setiap usaha yang kita lakukan selalu dimulai dengan “Bagaiman nanti kalau gagal?”, “Gimana nanti kalau ditolak?”, “Ya Apa nek nanti rugi?”, “Jangan saya, saya takut gagal”, “Saya takut salah”, dan banyak laigi lainnya yang membuat kita “AKHIRNYA” menjadi “GAGAL” beneran, karena kita memberikan Atensi kepada “gagalnya” daripada “berhasilnya”.

Fokus Kepada KEBERHASILAN
Mulai saat ini setelah anda baca tulisan ini, ganti pandangan anda kepada “KEBERHASSILANNYA”. Mulailah dengan...”Wah kalau Presentasi saya berhasil, Bapak – Ibu saya pasti bangga dengan saya”, “Kalau Proyek ini Goal, saya bisa membelikan Bapak saya Hanphone baru”, “Gimana ya rasanya jadi Manager Proyek ini?”, “Pasti enak rasanya bisa membangun perumahan murah untuk sanak saudara saya”. Dan lain sebagainya, saya yakin anda sedang menghadapi beberapa ketakutan akan kegagalan di dalam kehidupan ini, iya benar yang sedang anda jalani sekali, yakinlah bahwa ketakutan itu hanya ilusi, tapi yakinlah bahwa bahaya itu nyata. Anda yang pegang kendali hidup anda bukan default pabrikan anda.

Sudah kah anda fokus kepada KEBERHASILAN hari ini?

Tuesday, January 28, 2020

Mimpi

28 Januari 2020

Pernahkah anda terbangun dari mimpi di malam hari, sekitar 5-15 menit anda akan teringat akan mimpi anda, sepenggal atau dua penggal cerita di mimpi anda, tapi kemudian hilang dan anda lupa.... Apa yang anda mimpikan tadi....ini pasti sering sekali terjadi pada beberapa orang yang memang, sampai-sampai mereka meletakkan catatan di samping tenpat tidurnya, atau bahkan alat perekam di samping tempat tidurnya agar tidak lupa apa saja yang mereka mimpikan ketika tidur.


Ketika kita tertidur sebenarnya kita tersadar di dalam diri kita di dimensi paralel
Nah, ini kalau menurut saya, belum ada penelitian yang membenarkannya, karena di dalam beberapa mimpi yang saya ingat benar adalah semua penokohan yang ada di dalam kehidupan saya muncul di sana, baik itu mereka memkiliki keadaan yang berbeda maupun mereka memiliki peran yang berbeda, tapi saya yakin benar orang itu tanpa benar-benar melihat wajahnya. Ada yang mengalami mimpi hitam-putih, ada yang berwarna, ada yang bisa merasakan sakitnya, panas, dingin dan ada yang beberapa bisa mengendalikannya.

Sebenarnya otak kita tidak bisa membedakan mana mimpi dan mana kenyataan, seperti dilatasi waktu bisa terjadi di dalam mimpi, rasanya sudah lama banget di dalam mimpi tersebut, tapi setelah terbangun ternyata hanya 1 jam saja kita tertiudur. Ada yang mimpi pindahan rumah, angkat-angkat meja dan kursi, bangun-bangun badannya terasa pegal-pegal.

Mengapa kita lupa akan mimpi kita ketika kita terbangun?
Nah, ini ada penjelaasannya secara saintifik (Scientific), jadi menurut tulisan jurnal di Amerika melalui medianya Scientific American did bagian Mind, mereka menuliskan “Why Do Memories of Vivid Dreams Disappear Soon After Waking Up?” yang bila diterjemahkan secara bebas oleh saya adalah “Mengapa ingatan akan mimpi yang jelas kita alami ketika kita tertidur, segera menghilang ketika kita terbangun”.

Menurut Ernest Hartmann, professor of psychiatry at  Tufts University School of Medicine and director of the Sleep Disorders Center at Newton-Wellesley Hospital. “Perhaps the most compelling explanation is the absence of the hormone norepinephrine in the cerebral cortex, a brain region that plays a key role in memory, thought, language and consciousness. A study published in 2002 in the American Journal of Psychiatry supports the theory that the presence of norepinephrine enhances memory in humans, although its role in learning and recall remains controversial.”, yang kalau diterjemahkan secara bebas menurut saya adalah “Mungkin penjelasan yang paling menarik adalah tidak adanya hormon norepinefrin di korteks serebral, wilayah otak yang memainkan peran kunci dalam memori, pikiran, bahasa, dan kesadaran. Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2002 di American Journal of Psychiatry mendukung teori bahwa kehadiran norepinefrin meningkatkan memori pada manusia, meskipun perannya dalam belajar dan mengingat masih kontroversial.”

Namun, kurangnya norepinefrin tidak sepenuhnya menjelaskan mengapa kita gampang melupakan mimpi kita pagi tadi. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bermimpi terletak pada kontinum dengan bentuk-bentuk lain dari fungsi mental, yang semuanya ditandai oleh aktivitas di korteks serebral. Di satu sisi kontinum ini adalah pikiran yang terkonsentrasi dan terfokus; bermimpi dan pikiran berkeliaran dan berjajaran satu sama lain kadang mereka bisa melebur jadi satu dan kadang mengulang di malam-malam lainnya. Akhir mimpi / lamunan melibatkan beberapa materi yang paling kreatif dan "jauh" dari pemikiran kita yang biasa. Namun, jenis pemikiran yang diarahkan secara tidak sadar ini tidak mudah diingat.

Bisakah Anda ingat di mana pikiran Anda mengembara saat Anda menyikat gigi pagi ini?

Friday, January 24, 2020

Melamun


24 Januri 2020
Pasti semua orang pernah ditegur oleh orang terdekatnya, baik itu orang tua, saudara, teman bahkan orang asing, apabila memergoki kita sedang mengelamun? Dengan kata-kata seperti ini, “Ojok ngelamun Mas/Mbak/Pak/Bu” untuk mengingatkan kita atau mungkin kita sendiri juga melakukan itu kepada orang lain juga.

Ada Pepatah...
“Jangan bengong, ntar kesambit”, lah mana ada kasus orang kesambit(kerasukan) karena melamun. Percayalah bahwa itu tidak akan pernah terjadi. Mengapa kemudian sering di ucapkan apabila tidak ada yang pernah terjadi. Ini seperti peringatan agar seseorang tidak meikirkan hal yang macam-macam di pikirannya, hanya untuk digunakan memikirkan hal-hal yang bisanya saja, tidak lebih.


Melamun = Pikiran Kosong?
Tolong jawab jujur pertanyaan ini di diri masing-masing, ketika anda sedang melamun sebenarnya pikiran anda kan tidak kosong, alias sedang memikirkan sesuatu bukan? Kemudian mengapa sering dilarang? Karena pada dasarnya otak manusia itu tidak pernah kosong (Idle) selalu ada yang dipikirkan. Bahkan ketika anda sedang tidur otak masih saja bekerja, coba anda bayangkan kalau berhenti bekerja pasti sudah flatline.....

Kalau tidak kosong kemudian memikirkan apa?
Nah ini yang selalu menjadi point yang penting di sini. Apa yang sedang anda pikirkan? Bisa pikiran baik? Bisa buruk? Bisa khayalan (Bahasa negasi untuk imajinasi)? Bisa juga sebuah pemikiran yang cemerlang? Who knows?

Ada baiknya selama di Fase “Ngelamun” kita bawa ke sebuah pemikiran yang konstruktif, coba kreasikan (asal kata create yang artinya membangun/membuat) sesuatu yang indah. Misalkan, masa depan anda, tidak perlu jauh ke masa depan yang jauh sekali, cukup pikirkan besok siang saya akan makan apa? Buatlah yang simple dulu. Baru kemudian buatlah yang lebih kompleks, misalnya besok saya ada ujian skripsi di kampus. Kreasikan sebuah kesuksesan di dalam ujian skripsi anda tersebut. Well? Sky is the limit..... inilah anugrah yang diberikan kepada kita oleh Tuhan untuk menciptakan ssesuatu, salah satunya menciptakan sebuah event,

Kemudian bagaimana kalau ternyata kejadian realitasnya tidak seperti yang saya kreasika tersebut? Ya mohon dipahami, area manusia mencipta mengkreasi, tetapi kenyataan adalah area Tuhan, hanya berusaha membuat sesuatu menjadi lebih baik tanpa berusaha mengungguli kehedakNya.

Bagaimana Menjaga Pikiran tetap Murni?
Jawabannya adalah Tapping, lakukan tapping tiap hari di titik meridian anda, atau bagian lainnya secara bebas sesuai intuisi anda, ingat intuisi bukan insting (Nanti kita bahas di pembahasan lainnya).
Mengapa Tapping? Karena Tapping terbukti memurnikan Subtle Energy anda, memurnikan subtle energy mampu memurnikan pikiran kita juga, tapi ingat ya, yang tapping Consciousness-nya.

Ketika ACEs kita berkurang maka pikiran kita menjadi murni dan bersih, jika ini sering terjadi maka kita akan dengan mudah melakukan kreasi yang membuat pemberian Tuhan menjadi lebih indah llagi....

Gimana? Sudah Tapping hari ini? Iya anda yang sedang baca ini.....

Friday, January 17, 2020

Kecanduan Traveling (Pergi)


17 Januari 2020

Okay, sebelum anda menilai saya iri dengan orang-orang yang suka bepergian, mohon perhatikan dahulu apa pendapat saya mengenai orang-orang (dulu saya juga begitu) yang memiliki kesenangan Travelling atau bepergian.



Ada Harapan di Sana
Iya benar, ketika anda akan bepergian, atau Travelling atau yang sederhana saja keluar dari rumah karena tiba-tiba anda merasa bosan. Maka di situ ada harapan, ada keinginan.

Ada Harapan memperoleh suasana baru, ada harapan bertemu dengan orang baru, punya keinginan untuk bersenang-senang, punya harapan setelah bersenang-senang maka menjadi bahagia. Nah yang terkahir ini sebenarnya yang bahaya, mengapa? Karena ketika kita meletakkan ukuran sebuah kebahagiaan tergantung pada hal di luar diri kita maka kita pada dasarnya tidak pernah bahagia, bukan begitu?

Bagaimana Jika sampai di sana tidak menemukannya?
Nah ini yang menjadi sebuah pertanyaan besar, bagaimana? Ini yang nantinya akan menjadi sebuah looping, ketika pulang ke rumah, bertemu ‘hal’ yang sama terus, maka yang bersangkutan akan memiliki kecenderungan untuk “Bail” (Kabur), bahasa halus nya “pergi”, ke mana? Ya kemana saja asalkan tidak di sini, di tempat ini di mana masalah ini selalu ada di sini.

Nah, gimana? Mulai tahu ya arahnya akan ke mana? Iya bener banget orang ini punya kecenderungan juga untuk menghindari masalah, ini pernah terjadi sama saya, yang membuat saya menjadi tidak betah di rumah (waktu kuliah dulu), ternyata saya sadar mempunyai masalah yang saya hindari.....tapi ini saya, kalau anda bagaimana? Iya anda yang sedang baca ini......


Monday, January 13, 2020

Besok Kepiting Saus Asam Manis Gratis!

13 Januari 2020
Saya tertarik pada banner di sebuah restoran Seafood yang bertuliskan “BESOK KEPITING SAUS ASAM MANIS GRATIS”, awalnya saya tertawa kecil melihat tulisan itu dengan berkata dalam hati “Ah mosok”. Dari awalnya saya hanya menertawakan tulisan itu sampai akhirnya saya penasaran dengan rasa tidak percaya yang membekas di dalam pikirin saya, sambil membayangkan, enaknya makan kepiting gratis, saus asam manis pula...hahaha....

Yang terlintas pertama adalah ini ‘too good to be true’ pasti ada jebakan betmen nya, kalau nggak pasti ada SKB nya, pasti ada....pasti ada.....

Akhirnya saya beranikan diri ke restoran itu besoknya sambil berbekal nota pembayaran kemarin, dengan harapan sebagai bukti, saya makannya kan kemarin, jadi hari ini pasti gratis......


Setelah sampai di restoran itu, saya semakin curiga, tulisan yang saya baca kemarin masih terpampang di sana, dengan rasa penasaran dan percaya diri, saya menuju Kasir di restoran itu. Dengan wajah ramah, kasirnya menyapa saya “Ada yang bisa saya bantu Pak?”, dengan PD saya utarakan maksud dan tujuan saya datang ke restoran itu dangan menunjukkan nota pembayaran saya. Dengan senyum ramah, sang kasir mengatakan “Maaf Bapak, kalau Bapak datang sekarang jadi kepitingnya baru gratis besok Bapak, hari ini masih berbayar, tapi kami ada paket menarik buy 3 get 1 free...mungkin mau dicoba Bapak?”. Mak deg, wah saya tahu akalau hal ini akan datang pada saya kalau saya termakan slogan dari restoran ini.

Jadi ceritanya, restoran ini sengaja memasang banner yang memicu seseorang agar mau memperhatikan mereka dengan tawaran makan gratis tapi besok. Nah, kalau kita datangnya hari ini kan baru besok gratsisnya, dan kalau kita datangnya besok, kan gratisnya baru lusa....dan masa itu tidak akan bernah kita alami, karena besok itu belum di alamai dan kemarin itu sudah lewat.

Permainan Ruang dan Waktu
Sama seperti kehidupan kita, yang sudah lewat itu kemarin, yang kita alami itu hari ini, dan yang belum kita alami adalah besok. Sebuah permainan ruang dan waktu, ruang itu sifatnya spasial dan waktu itu sifatnya serial. Ruang itu membatasi kita untuk berada di 2 tempat sekaligus, ruang yang memberikan bentuk kepada tempat kita saat ini. Sedangkan waktu itu selalu berurutan, runtut dan ada awalan dan akhiran.

Ketika kasir restoran itu mengatakan “Maaf Pak, hari ini kepitingnya berbayar, kalau besok baru gratis...” secara sadar kita tahu bahwa kita tidak akan berada di besok karena kita selalu berada di hari ini dan hanya bisa mengingat hari kemarin, dan tidak bisa memprediksikan hari besok. Itu merupakan hukum kasualitas, yang kita pahami dari kita lahir sudah mengalami realitas itu.

Kapan mau sadar? ....Besok?...
Sama seperti kita ketahui, beberapa orang yang susah mengendalikan makannya pasti punya slogan “Diet mulai besok” yang artinya dia tidak akan pernah diet. Kemudian apa hubungannya dengan kesadaran (Consciousness)? Ketika kita masih berada di dalam ruang dan waktu, maka kita akan terkenai hukum kasualitas, dan biasanya orang menderita kalau berada dan terjebak di dalam ruang dan waktu. Karena mereka selalu mengalami hal yang sama, jika A maka B, jika B maka C dan seterusnya.

Kapan mau sadar? Ya sekarang, bukan besok karena besok tidak pernah datang, sekarang, iya saat ini. Caranya bagaimana? Mulailah kendalikan hal-hal kecil yang tidak kita sadari melakukannya, seperti bernafas, sesekali cobalaj untuk mengatur nafas anda, saya yakin anda akan merasa lebih baik dari sebelum anda bernafas secara autonomus (unconscious).

Kalau sudah sadar, mau apa?
Pertanyaan yang sering muncul apa bila kita sudah mengalami kehadiran diri kita di dunia ini, sadar bahwa kita ada, sadar bahwa kita bukan tubuh ini sadar akan dan sadar sebagi....maka mau apa? Apa yang akan kita lakukan.....
Coba sambil tapping kita renungkan, kemudian bawa kepada kontlempasi (Kontemplasi adalah me time, saatnya untuk anda sendiri, berdialoglah dengan jiwa-jiwa anda, kalau sudah selesai, berdialoglah dengan semesta, kalau sudah dengan Sang Pencipta, cari tujuan anda).

Jadi kapan mau mulai? Hari ini atau besok?

Friday, January 10, 2020

Kekuatan Super (Super Power)

28 Oktober 2019 – selesai ditulis tanggal 9 Januari 2019

Saya yakin ketika anda masih anak-anak atau mungkin sampai sekarang masih memiliki keinginan untuk menjadi Super Hero, yaitu pahlawan dengan kekuatan super yang melebihi manusia biasa. Saya tidak akan membahas contoh-contohnya karena nanti malah menjadi ulasan komik atau film. Yang akan saya bahas di sini adalah, jika suatu saat anda akan memilih kekuatan super, keuatan apa yang akan anda pilih? Bisa terbang? Punya kekuatan yang luar biasa? Bisa bergerak dengan sangat cepat? Memiliki kemampuan membaca pikiran? Bisa menggerakkan object hanya dengan pikiran saja?

Mau tahu kekuatan Super saya? Saya baru menyadari bahwa saya punya dan melatih kekuatan super ini sedemikian rupa hingga saya bisa melakukannya tanpa saya sadari. Nama kekuatan super saya adalah “Mampu mengetahui kalau akan ada masalah dengan otoritas (Atasan, Boss, Orang Tua, atau sosok yang lebih berkuasa)”.



Jadi ceritanya begini, seingat saya ketika kecil, saya bukanlah anak yang berprestasi, juga bukan yang terlalu membuat masalah, ya sedang saja. Bisa dibilang ‘average joe’ gak jelek nemen juga gak bagus nemen, sedang saja. Jadi ingatan ini muncul setelah saya Tapping, dan ini saya lakukan ketika saya terserang sakit kepala yang menyerupai vertigo, dunia bergoyang, dan rasa sakit yang menusuk di kepala, paling terasa kalau sedang menyerang itu pas lagi batuk, maka semua bagian dari kepala akan sakit seperti tertusuk benda-benda tajam.

Dan rasa dunia bergoyang seperti rasa naik kapal penyebrangan antar pulau yang terkena ombak yang tinggi, ada rasa mual dan mau muntah, perut sakit terasa sebah.Yang saya rasakan ini sudah sering saya rasakan, mulai dari saya anak-anak sampai sekarang saya tulis tulisan ini.

Hasil dari Tapping memuncukan flash memory di kepala saya yang menunjukkan saya yang masih sekolah di taman kanak-kanak yang waktu itu tidak ingat salahnya karena apa, tapi saya dihukum oleh guru saya untuk membersihkan jendela kaca (nako) di kelas saya. Waktu itu saya harus membersihkannya dari luar menggunakan kemucing, saat itu jiwa anak TK saya terluka dan luka itu disebabkan karena malu, perasaan malu dilihat oleh teman-teman saya satu kelas, mereka melihati saya karena kesalahan yang saya lakukan, saking banyaknya yang melihat, guru saya sampai marah karena tidak diperhatikan satu kelas. Kejadian ini berlangsung sampai bel tanda jam pulang sekolah berbunyi.

Ternyata jiwa saya yang masih TK ini terluka dan dia secara tidak sengaja meng-akses database semesta, kalau kita bisa bilang bahwa semua kejadian di dunia ini sudah ada datanya di semesta, hanya saja belum terjadi maka kita tidak tahu. Entah kekuatan apa yang saya miliki sehingga saya secara tidak sadar mampu mengakses data ini. Tapi bukan visi ke masa depan lho ya.... Saya hanya tahu kalau akan ada masalah dengan otoritas yang lebih tinggi maka ‘Hal’ ini akan muncul. Alhasil kalau ‘hal’ ini muncul maka meengakibatkan sakit dan saya akhirnya menghentikan semua kegiatan saya (Absen) dari kegiatan yang akan saya lakukan.

Bukankah ini menguntungkan?
Iya bukannya ini menguntungkan bagi saya? Bisa terhindar dari masalah dengan otoritas yang lebih tinggi? Awalnya saya merasa begitu, oleh karena itu saya pelihara hal ini, saya selalu sedia obat-obatan di tas saya, jadi apabila sakitnya tidak tertahan, saya tinggal menelan salah satu obat penghilang rasa sakit itu.

Sebelum saya mempelajari Ilmu Consciousness (Kesadaran), saya anggap ini sebagai kekuatan super (Super Power) saya. Tapi kemudian saya sadar bahwa masalah itu diciptakan Tuhan agar kita belajar memperbaiki diri, belajar menghadapi orang lain, belajar menjadi dewasa, belajar menghadapi kenyataan dan yang terpenting adalah kita sedang di sayang Tuhan ketika kita dihadapkan pada masalah....Oleh karena itu sekarang saya belajar bahwa masalah itu bukan dilewati tetapi dihadapi.

Caranya bagaimana?
The Million Dollar Question, ya di tapping ketika ‘hal’ ini muncul.... awalnya saya tapping untung menghilangkan sakitnya agar tidak muncul lagi....ternyata yang keluar adalah Flash Memory saya yang masih duduk di bangku TK....saya Tapping lagi untuk melepaskan ‘ACEs’ ini....memaafkan jiwa saya yang masih TK ini agar dia tidak muncul lagi..... Tapi masih muncul lagi....Nah yang saya lakukan berikutnya adalah berdamai dengan Super Power ini....sampai sekarang memang kadang masih muncul tetapi cukup saya pahami saja, sadari nafas dan nama lahir saya, kemudian saya terima informasi dari Super Power ini untuk saya simpan dan daya berterima kasih padanya tanpa menimbulkan masalah yang berkelanjutan.

Kemudian apakah masalahnya juga hilang?
Tentu saja tidak, yang namanya Database Semesta tidak dapat diganti karena sudah tertulis, yang bisa kita lakukan sebagai Spiritual Being adalah membuatnya menjadi indah saja.

Caranya?
Ya dibuat lebih bagus dan lebih baik aja. Contoh, jika data yang saya akses adalah akan dimarahi oleh pimpinan ya saya ciptakan saja event nya, saya dimarahi tetapi ternyata marahnya nggak lama dan pimpinan saya sudah senag karena ternyata ada solusinya dan kemudian saya diajak makan siang bersama.......Ya...se-simple itu..... Makanya jangan berhenti Tapping ya, minimal sehari satu jam tanpa henti....karena Tapping memurnikan Subtle Energy kita....salam Tapping....

Sudahkah anda Tapping hari ini?

Thursday, January 9, 2020

Manusia (Human Being or Spiritual Being?)


8 Januari 2020

Manusia. Itulah kita, Mahkluk Ciptaan Tuhan yang diciptakan menurut citraNya.....dan kita membangga-banggakan itu terus...sebagai penguasa dan pemilik dunia, karena kita satu-satunya makhluk yang kasat mata yang memiliki akal budi, budi pekerti, cipta, rasa dan karsa dan mampu menciptakan peradapan, teknologi, mengolah hasil bumi sampai mengeksploitasinya....

Komunikasi
Manusia berkomunikasi melalui berbicara, tahukah anda kalau manusia sudah ditanamkan dari sejak kita lahir bahwa satu-satunya cara berkomunikasi dengan sesama manusia lainnya melalui berbicara, menggunakan bahasa ibunya, yang dipahami bersama. Jika anda seorang ibu atau seorang ayah yang mempunyai anak bayi, pasti ada suatu waktu di mana anda merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan anak anda? Setelah di cek, eh ternyata buang air, eh ternyata nangis, eh ternyata lapar, eh ternyata sudah bangun dari tidurnya....ada yang bilang “itu insting” ada yang bilang “Itu ikatan antara orang tua dengan anak”, macam-macam teori dan dalih yang digunakan untuk membenarkan ‘fenomena’ itu. Dan saya katakan bahwa itu adalah bentuk komunikasi primordial (telepati) manusia terhadap manusia lainnya yang dilakukan oleh bayi ini terhadap manusia di sekitarnya, nah karena yang ada di sekitarnya dan memiliki kepekaan tinggi terhadap anaknya ya orang tuanya itu sendiri.



Komunikasi Hewan
Karena manusia sudah terprogram bahwa bekomunikasi itu harus berbicara atau menggunakan bahasa, maka manusia melupakan kemampuan berbicara melalui telepati, padahal dari kandungan kita sudah dibekali dengan kemampuan ini. Sama seperti hewan, mereka berkomunikasi dengan sesamanya menggunakan telepati tidak menggunakan bahasa atau berbicara. Kalau kita lihat di beberapa saluran TV yang menayangkan dokumenter mengenai hewan yang melakukan panggilan untuk kawin atau panggilan untuk bertarung dengan sesama pejantan alfa....ini sebenarnya sebuah panggilan atau seruan saja, tapi diantara mereka tetap menggunakan komunikasi primordial tersebut.

Kemudian ada sebuah jurnal penelitian yang menuliskan bahwa Paus (whale) saya tidak mengatakan bahwa Whale/paus adalah ikan karena mereka sebenarnya adalah mamalia. Jadi di dalam jurnal itu mengatakan bahwa “The field of perception for a whale is almost the entire ocean” yang artinya ketika Whale menggunakan sonarnya, maka dirinya memetakan seluruh lautan dan mereka dapat menerima panggilan dari whale(paus) lainnya dari ribuan kilometer jauhnya.

Dan dituliskan di situ bahwa suara whale dapat membuat manusia yang mendengarkannya mampu meneteskan air mata kebahagiaan, tidak dijelaskan karena apa, tetapi diketahui bahwa suara whale yang dikeluarkan mampu menggetarkan seluruh lautan dan mampu memberikan vibrasi frekuensi tinggi yang mampu memberikan efek penyembuhan dan memberikan manfaat baik bagi mahluk lain yang ikut merasakan vibrasi dari whale ini.

Manusia sebagai Spiritual Being
Sebelum kita (manusia) memiliki tubuh, apakah kita sudah ada(eksis)? Apakah kita diciptakan bersama dengan tubuh kita?

Nah, untuk selanjutnya ini murni tulisan hasil intuisi saya dari membaca dan belajar dari berbagai macam sumber.

Bahwa manusia diciptakan dari pertemuan sel sperma dan sel telur yang kemudian memiliki nyawa (subtle energy) dan mampu mensupport kehidupannya sendiri begitu mereka dilahirkan, artiya sudah tidak berhantung lagi pada ari-ari induknya(ibunya). Nah kapan kita hadir? Ketika terbentuknya janin, itu sebenarnya kita sudah ada, akan tetapi semuanya masih jalan dengan auto pilot, dalam artian semuanya berjalan dengan meenggunakan otak reptil dan otak limbik.....bisa tahu panas, dingin, sakit, senang, lapar dan haus. Yang jalan hanya survival saja. Walaupun semuanya jalan dalam auto pilot, kita sudah menyimpan memori, sudah menyimpan kenangan sensasi tertentu yang dialami oleh janin maupun induknya, karena berbagi tubuh yang sama. Disini menegaskan kembali mengapa hubungan antara Ibu dan anak kandungnya begitu kuat.

Jadi sebelum kita masuk ke dalam janin tersebut, sebenarnya kita ini apa? Apakah kita sadar oleh kehadiran kita sebelum kita masuk ke dalam janin tersebut? Jawaban yang saya pahami dan saya yakini selama ini bahwa kita adalah Roh (Spirit) yang tak kasat mata (Spiritual Being). Kemudian pertanyaan berikutnya, mengapa kita tidak ingat apa-apa sampai kita berumur 5-7 tahun? Karena yang kita akses adalah otak manusia yang belum sepenuhnya berkembang, dan baru usia 5-7 tahun, otak manusia berkembang dengan sempurna dan di usia 12-14 tahun mereka mulai menyadari keberadaannya, oleh karena kenapa anak remaja memiliki kecenderungan untuk memberontak, ini sangat alami karena mereka mulai menyadari keberadaaanya di dunia ini, hanya perlu didampingi dan dibimbing saja untuk melewati fase ini.

Kembali lagi ke Spiritual Being.....jadi pada dasarnya kita ini ‘Spiritual Being’ dengan pengalaman di dalam tubuh ‘Human Bieng’. Sudah mulai paham mengapa kadang anda merasa melihat sesuatu di sudut mata anda tetapi ketika menoleh anda tidak melihat siapa-siapa? Kalau anda paham ini sebenarnya anda paham bahwa anda melihat sebagai Spiritual Being yang sedang melihat Spiritual Being lainnya.

Pertanyaannya berikutnya, kalau anda dan saya adalah Spiritual Being, sebenarnya anda dan saya tidak bisa sakit kan? Yang sakit kan tubuhnya, human beingnya, tetapi spirit nya kan tidak sakit. Kesalahan yang kerap terjadi adalah kita mengidentifikasikan diri kita sebagai Human Being, keterbatasan kita sebagai manusia yang menderita. Nah ketika kita melakukan salah identifikasi ini maka kita terperangkap di dalam keterbatasan tubuh manusia, kita mulai membatasi kemampuan kita sesuai hukump-hukum fisika sebagai layaknya human being. Berpola seperti sebuah looping, akhirnya terjebak pada logika kasualistik.

Apa yang bisa kita lakukan sebagai Spiritual Being?
Banyak hal....mulailah belajar berkomunikasi dengan sesama menggunakan hanya pikiran saja, coba latihan mengirimkan informasi kepada orang-orang terdekat anda. Pertajam intuisi anda dengan sering melatih ‘first impression’ terhadap suatu hal, karena kesan pertama yang muncul adalah yang murni adanya.

Kalau orang jaman dahulu bilang ada yang namanya ‘firasat’, sekarang coba dilatih bila menerima firasat yang buruk, coba dibayang firasat tersebut dengan kejadian yang berbeda dengan probabilitas yang berbeda ciptakan sesuai yang baik dan indah, latihlah itu. Karena bagian dari spiritual being adalah mencipta dan kita tidak terbatas pada pikiran dan tubuh kita.
Latihlah melihat sesuatu tidak dengan mata, latihlah merasakan sesuatu tidak dengan menggunakan panca indera kita.

Sampai di sini semuanya terdengar seperti supranatural ya? Terdengar seperti klenik? Tidak masuk akal? Parahnya lagi ‘mengungguli Tuhan’.
Stop, saya hentikan pikiran anda yang ‘ke sana’, kalau Tuhan tidak mengijinkan kita melakukan hal-hal tersebut tadi, maka tidak seharusnya kita dibekali kemampuan itu tadi bukan? Terlepas kita melakukannya untuk apa, saya rasa selama kita melakukannya dalam batasan kebaikan dan hanya kebaikan saja yang kita lakukan maka semunya sudah sesuai dengan ijin dan kehendak dari Tuhan.

Wednesday, January 8, 2020

Kesadaran (Consciousness)

Kesadaran

5 Januari 2020

Saya belajar mengenai ‘Kesadaran’ atau kebih tepatnya disebut sebagai Consciousness, dan salah satu mentor saya mengatakasn bahwa “Kalau masih ikut orang, berarti kesadarannya masih rendah” dan beberapa pelajarannya mengatakan bahwa level kesadaran seseorang sudah bisa terlihat dari karya nya, hasilnya yang artinya bisa dibuktikan, salah satunya ya itu tadi, kalau kamu masih kerja ikut orang berarti level kesadaranmu masih rendah.
Kemudian saya bertanya pada diri saya sendiri....saya masih ikut orang, berarti level kesadaran saya masih rendah dong? Atau kasarannya saya masih ‘Dreaming’ belum ‘wake-up’, benarkah begitu?

Bagaimana dengan Pengusaha?
Kemudian saya melihat teman saya yang satu kampus dengan saya, sekarang kebanyakan dari mereka yang saya kenal menjadi pengusaha, ya tidak semuanya tetapi hampir semua, karena background keluarga yang mereka miliki adalah menjadi pengusaha.
Sempat saya ngobrol dengan salah satu dari mereka yang menjadi pengusaha. Saya bertanya pakah memang ini yang dia inginkan? Menjadi pengusaha? Dan salah satu dari mereka menjawab kalau sebenarnya mereka terpaksa menjadi pengusaha karena meneruskan usaha orang tua nya.

Jadi apakah Pengusaha = Higher Level of Consciousness?
Jawaban saya secara pribadi adalah tidak, karena jika menjadi pengusaha atau menciptakan lapangan pekerjaan karena itu adalah warisan (Native) dari lingkungannya, ya sebenarnya bukan kesadaran melainkan keterpaksaan, karena mereka tahu nya jadi pengusaha ya mau nggak mau akhirnya jadi pengusaha,
Kemudian apakah itu salah? Ya nggak salah juga. Karena semua sudah benar adanya dan semua diciptakan sesuai dengan CitraNya.

Kemudian Apakah Karyawan = Lower Level of Consciousness?
Jawaban saya sekali lagi secara pribadi tidak tentu benar, karena bisa saja saya sebagai karyawan, juga melakukan karya lain yang mengindahkan dunia ini? Berkarya membuat tulisan, bahkan memasak makanan saya sendiri merupakan karya penciptaan saya sendiri, bukan begitu?
Jadi janganlah berkecil hati kawan-kawanku sesama karyawan, kesadaraan kita meningkat bukan ditandai dengan kita berhenti dari daily job kita kemudian melakukan perjalanan menurruti ego kita sebagai Pengusaha jadi-jadian.....

Mohon ini dipahami sebagai gambaran yang sangat besar....artinya jangan batasi diri anda karena anda adalah karyawan. Buat sesuatu yang indah ciptakan karya anda, bisa berupa puisi, tulisan, lukisan, belajar terapi, belajar hal-hal baru, membaca buku-buku yang selama ini anda beli tetapi belum anda baca. Segala usaha untuk meperkaya diri dengan ilmu dan membuat sesuatu adalah kenaikan dari level kesadaran anda....ingat jangan berambisi untuk mengejar level kesadaran anda dengan menjatuhkan dan menghakimi orang lain. Karena hal ini yang sering terjadi bila kita sedang belajar Kesadaran. Godaan untuk mengejek manusia lainnya yang level kesadarannya berada di bawah kita.....sangat mungkin terjadi. Selalu mawas diri, introspeksi diri, apakah dengan ‘merasa’ level kesadaran kita naik, dapat membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik? Kemudian merendahkan orang lain? Coba pikirkan kembali bagi anda-anda yang merasa LoC nya sudah tinggi, bagi mereka yang merasa sudah tidak kerja ikut orang, apakah anda menjadi pribadi yang lebih baik?



Jadi saya musti bagaimana?
Tingkatkan karya-karya anda, ciptakan karya-karya baru yang baik bagi orang di sekitar anda, jika akhirnya menjadi sesuatu yang menghasilkan dan mampu menjadi pegangan hidup, alangkah baiknya anda meninggalkan daily job anda dan menjadi pengusaha yang sesungguhnya..... Pengusaha yang menaungi hidup orang banyak dan berkarya bagi manusia lain... Pengusaha = Orang yang berusaha mengindahkan dunia ini.

*tulisan ini saya buat sesuai dengan intuisi saya dan tidak untuk mendiskreditkan siapapun

Waraz.

𝗜𝗡𝗚𝗜𝗡 𝗧𝗔𝗛𝗨 𝗧𝗘𝗡𝗧𝗔𝗡𝗚 𝗛𝗢𝗟𝗜𝗦𝗧𝗜𝗖 𝗛𝗘𝗔𝗟𝗜𝗡𝗚?𝗠𝗔𝗨 𝗕𝗘𝗟𝗔𝗝𝗔𝗥 𝗝𝗔𝗗𝗜 𝗛𝗢𝗟𝗜𝗦𝗧𝗜𝗖 𝗛𝗘𝗔𝗟𝗘𝗥? 👇👇👇 Baca...