19 Maret
2020
Aggression sebuah proses psikologis yang dilakukan oleh Human
Being yang berada di Level of Consciousness (LoC) 150 yaitu Anger. Sempat saya
tulis di sini:
Dan di sini juga:
Human Being yang berada di Level ini biasanya menekan Human
Being lainnya yang berada di level 100 (Fear) ke bawah, Human Being ini
biasanya adalah orang-orang dengan kekuasaan atau “diberikan kekuasaan” untuk
memerintah, menyuruh, menundukkan, secara hierarki sosial lebih tinggi dari
yang “ditekan”.
Padangan terhadap kepercayaan yang dipegangnya adalah “Eye
for an eye” atau “mata dibalas mata”. Semuanya harus terbalaskan (pendendam/selalu
ingat akan kesalahan orang lain). Pandangan hidupnya adalah “Dirinya adalah
‘musuh’ dari orang kebanyakan”, punya kecenderungan untuk mengatakan “Tidak
apa-apa saya dibenci semua orang yang penting hukum ditegakkan”.
Emosi yang sering ditampilkan adalah kebencian, melihat
segala sesuatunya dari “sisi buruknya”, memandang sesama Human Being dari sisi
kekurangannya, tidak melihat Human Being lainnya sebagai pribadi yang baik.
Aggressive
Aggressive (behaving in an angry and violent way towards
another person), sangat cepat dalam melakukan tindakan “penyerangan” baik
verbal maupun fisik. Dari kondisi normal hingga penyerangan bisa terjadi dalam
“seper-sekian-detik”.
Sebuah
Pengalaman Pribadi
Kenapa saya bisa cerita seperti ini, karena saya pernah
berada di kondisi ini. Kondisi “Always ready to fight”, tanpa pikir panjang,
tanpa takut karena selalu berada “on the edge”, kalau bahasa Surabayanya
“Senggol Bacok”. Puji Tuhan saya diberikan pendamping yang mau dan sabar dengan
saya dan membawa saya ke dalam sebuah kesadaran yang lebih tinggi lagi.
Sampai kepada sebuah “Keberanian”. Keberanian untuk mengaku
salah, keberanian untuk mengakui bahwa saya rentan dan lemah. Keberanian untuk
mendekati orang-orang yang saya benci. “Saya tidak benci mereka, saya hanya
benci keputusan yang mereka ambil”.
Sampai pada “Saya tidak pernah benci mereka sebagai Human
Being apalagi sebagai Spiritual Being”. Pernah di sini? “Pernah”,
mempertahankan untuk terus di sini perlu usaha dan penyangkalan diri yang
lumayan.
Anda?
Iya anda, mengalami kondisi seperti ini? Punya keinginan
untuk “menyerang” seseorang? Punya kebencian pada orang-orang spesifik bagi
anda?
Coba mundur sejenak, kalau pernah, coba dikejar, mengapa anda
benci? Mengapa anda ingin “menyerang”? Apakah anda menyerang pribadinya (Human
being-nya) atau hanya menyerang keputusan yang mereka perbuat? Ataukah anda
menyerang karena alasan “tidak suka aja”? Apakah anda “tidak suka aja”
mengingatkan pada suatu peristiwa? Coba terus dikejar sambil terus diamati.
Kalahkan keinginan “basic” anda “Evolusi-kan” kesadaran anda.
No comments:
Post a Comment