6 Oktober 2019
Pagi ini saya terbangun jam 4
pagi karena alarm di HP, setelah saya matikan saya baru teringat kalau
sebelumnya saya sudah bangun sekitar jam 2 malam karena haus, setelah minum air
saya tidur lagi, jadi bangun jam 4 ini tenggorokan terasa kering lagi....
Setelah minum beberapa gelas
air saya bergegas mandi, karena ingat hari ini ke Gereja dan ada Perjamuan
Kudus.
Pernahkah anda merasakan haus
yang tidak pernah teredakan? Pasti firasat anda adalah "kok haus terus ya?
Paling mau panas dalam ini" atau kecurigaan - kecurigaan kita lainnya.
Baik kita kembali kepada cerita
ini.... Setelah melakukan persiapan untuk ke Gereja, saya dan istri berangkat
ke Greja Kristen Jawi Wetan Pasamuan Wonoasri Kediri, jarak nya sekitar 200
meter dari rumah mertua, tempat kami menginap di akhir pekan itu.
Sesampainya di parkiran Gereja, yang
semula nggak terasa apa-apa, sekarang menjadi haus, saya berusaha mencari air
atau permen untuk menghilangkan rasa dahaga ini, tapi tidak dijumpai satupun
dari yang dicari itu. Ya sudah, nanti saja, gumam saya dalam hati.
Di dalam Gereja yang semula haus sekarang
berubah menkadi tenggorokan kering dan cenderung gatal, kemudian perut
tiba-tiba terasa lapar dan muncul tanda-tanda lapar (perut keroncongan).
Sudahlah, tahan sebentar nanti juga hilang.....
Bukannya hilang akan tetapi malah semakin
menjadi, saya coba alihkan dalam keadaan hening, DEC dan berdoa bahwa yang saya
rasakan adalah lapar fisik saja. Ternyata tak kunjung reda juga. Hingga
kebaktian dimulai sampai pada mulai Perjamuan Kudus, rasa itu tadi semakin
meningkat, sampai pada pembagian roti sebagai simbol dari tubuh Kristus, dan
Pak Pendeta mengijinkan Umatnya untuk mulai memakan roti tersebut dan apa yang
saya rasakan?
Sebuah kelegaan yang luar biasa, ketika
mulut menerima roti, ada rasa merinding yang menyebar dari mulut dan meliputi
kepala kemudian menyebar ke seluruh tubuh.....dan rasa lapar itu hilang, rasa
haus juga berangsur sirna......
Tak lama kemudian gelas-gelas kecil berisi
minuman anggur dibagikan kepada seluruh Umat GKJW, yang kemudian Pak Pendeta
mengijinkan untuk meminumnya....... dan seketika rasa kering di tenggorokan,
rasa haus dan lapar yang menjadi-jadi itu hilang semua, berganti dengan rasa lega,
rasa bersyukur yang luar biasa, baru kali ini saya merasakan rasa seperti ini,
benar-benar berbeda dari rasa Perjamuan Kudus yang biasanya.....saya hanya bisa
berkata βKali ini rasanya beda...β
Mungkin inilah yang dinamakan pertemuan
antara pencipta dan ciptaan-Nya yang benar-benar terasa. Saya merasakan saya
menjadi satu tubuh dengan Tuhan, darahnya mengalir di dalam darah saya. Seperti
kerinduan yang terobati. (Bahkan sambil menulis ini saya merasakan rasa itu
lagi). Mengapa baru sekarang saya merasakannya? Kenapa yang dulu-dulu kok tidak
seperti ini?
Apakah
ini yang dinamakan kesadaran atas diri kita sendiri semakin meningkat? Tidak
ada ukuran yang jelas, hanya ada perasaan damai yang menempel di hati saya ini.
Apakah
ini namanya dahaga dan lapar batin yang terpenuhi? Terima kasih Tuhan, diriku
dan diri-Mu telah menjadi satu.
No comments:
Post a Comment