16 Juni 2021
Di dunia dualitas ini hanya ada dua cara saja, Cara yang
Mudah atau Cara yang Benar. Tidak bisa keduanya, jika dilihat kontennya.
Kali ini saya akan ajak bahas sesuatu yang agak serius,
karena sama seperti-Nya, walaupun guyonan tapi selalu serius Guyonan-Nya.
Mari kita belajar (lagi) mengenai Skema Ponzi (Ponzi Scheme),
pemahaman saya terhadap Skema Ponzi adalah, sebuah penipuan berkedok investasi
(uang) yang menjanjikan keuntungan besar dengan modal kecil dan risiko yang
kecil juga. Yang pada dasarnya adalah memberikan keuntungan pada investor
melalui uang hasil invest dari investor yang baru (mulai mikir). Semakin banyak
insvestornya maka keuntungan yang dijanjikan akan semakin besar, apalagi kalau
si investor mencari investor-investor baru yang menggunakan sistem “member get
member”. Dengan janji bila bisa mendapatkan downline yang banyak akan
memperoleh return yang lebih besar.
Ciri-ciri Skema Ponzi:
- Return yang tinggi atau keuntungan yang tinggi dengan risiko yang rendah atau bahkan tanpa risiko.
- Keuntungan yang konstan dan bahkan berlebih, karena pada dasarnya kalau bicara investasi itu mengikuti kondisi ekonomi dan perdagangan yang pastinya memiliki grafik yang naik turun dan tidak konstan.
- Tidak terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini biasanya mereka mengatakan sedang dalam proses mengajukan ijin kepada OJK, nyatanya akan proses terus. Karena pasti jika memang resmi pastinya mereka harus punya ijin operasi oleh OJK. (silahkan me-refer kepada situs resmi OJK, lembaga mana saja yang memiliki ijin operasi, termasuk perbankan).
- Selain tidak terdaftar, mereka biasanya juga tidak memiliki ijin atau jualannya diam-diam dari mulut ke mulut, melalui kelompok-kelompok kecil, melalui komunitas, group WA, group FB. Dan tidak pernah ada publikasinya di media massa manapun. Dan biasanya mencatut nama-nama selebritas atau tokoh masyarakat atau mengaku kalau dari anak perusahaan-perusahaan terkenal.
- Cara-cara penyebarannya rahasia, dengan mengatakan biar tidak banyak yang tahu, biar keuntungannya tetap besar. Dengan mengatakan ini hal baru dan belum banyak yang tahu maka bisa menghasilkan keuntungan yang sangat besar. Bahkan cara menjadi anggotanya sedikit dipersulit agar calon anggota investornya semakin tertarik untuk menanamkan uangnya.
- Bermasalah dengan pelaporan keuangan atau pelaporan pembukuannya. Ini sering bisa kita amati apabila mereka kesulitan untuk menunjukkan laporan pergerakan investasi kita sebagai investor. Ini bisa menjadi pertanda bahwa uang kita tidak sedang di investasikan, melainkan hanya diputar-putar saja.
- Susah cairnya, penipuan macam ini biasanya susah sekali kalau kita ingin menarik uang kita sendiri, biasanya mereka cenderung untuk memberikan penawaran yang lebih menarik lagi apabila kita mau tetap menanamkan modal atau invest terus bersama mereka. Mungkin mereka bisa menunjukkan uang cash di depan kita hanya kalau kita mau tetap menanamkan modal di organisasi mereka.
Apakah anda pernah mengalaminya? Atau kenal seseorang yang
pernah mengalaminya? Saya pernah mengalaminya sendiri, bukan sebagai
investornya tetapi juga ikut mengalami “hawa” susahnya, karena korbannya adalah
orang tua saya sendiri, ketika saya belum memiliki pengetahuan mengenai Skema
Ponzi ini. Sekarang saya tahu dan paham.
Di jaman seperti ini apakah masih ada?
Tentu saja masih, bahkan sekarang berkedok aplikasi yang
dengan mudahnya kita unduh dan install di smartphone kita.
Awalnya coba-coba, kemudian keterusan. Cirinya seperti itu,
dengan iming-iming bonus “uang” (walaupun virtual) kata aplikasinya bisa
ditarik ke dalam aplikasi uang virtual juga bahkan ke rekening bank juga.
Awalnya ingin main-main saja mengisi waktu luang, kemudian
ada tawaran apabila “hasil” dari usaha kita menjalankan “misi-misi” yang ada di
aplikasi baik itu sekedarmemainkan game, membuka video sampai dengan melihat
iklan-iklan yang ditampilkan oleh aplikasi kita tersebut, maka kemudian kita di
iming-iming untuk menjadi anggota VIP atau mendaftar menjadi member “Platinum”
dengan janji keuntungan yang lebih banyak dan lebih besar. Murah saja kok,
kisaran 50 ribu hingga 200 ribu saja. Maka kita bisa membayangkan hasil yang
berlipat dan lebih banyak.
Nah, apa ini namanya kalau bukan “Investasi” juga yang
pastinya juga bukan investasi resmi. Nanti pada saatnya uang sudah kita
masukkan ke dalam aplikasi tersebut dan perolehan kita sudah banyak, pasti ada
saja penawaran-penawaran yang lebih menarik yang di desain sedemikian rupa
hanya untuk anda saja (sepertinya hanya anda satu-satunya yang beruntung
mendapatkan kesepatan langka seperti ini). Sampai pada titik dimana kita
membutuhkan uang itu, kemudian benar-benar ditarik dalam jumlah yang lumayan
besar, baru kita sadar bahwa kita sudah tertipu dan menjadi kaki-tangan dari
penipu itu karena sudah mengajak teman, saudara bahkan orang tua kita untuk
ikutan di dalam aplikasi yang kita gunakan ini.
Kalau anda sekarang sudah pernah mengalami yang seperti ini atau
sedang menjalani “aplikasi” ini, tidak perlu disesali, tidak perlu membela diri
dengan beribu alasan, karena kita sekarang tidak sedang “banyak-banyakan
benar”. Sekarang kita sedang mengakui kekurangan kita, mengakui kekeliruan
kita, mengakui bahwa kita keliru mengambil keputusan.
Bagi sudah pernah belajar Tapping, segera di tapping biar
kesadarannya meningkat, bagi yang belum pernah Tapping, silahkan sadari nafas
dulu, tarik perlahan, kemudian hembuskan secara perlahan, sambil diamati siapa
ini yang sedang bernafas. Siapa ini yang sudah membuat kekeliruan, sadari saja,
akui saja, diterima saja, dan dicintai, karena itu merupakan badian dari kita
juga.
Nah, pirtinyiinyi (pertanyaannya) mengapa kok kita mudah
sekali tertarik dengan hal-hal yang sifatnya “mudah” ini? Ya itulah manusia
dengan default nya, kita semua dilahirkan dengan seperangkat default bawaan
yang intinya adalah ‘survival’ alias bertahan hidup. Ini kalau tidak disadari
(dalam mode autopilot) maka akan menjadi keseharian kita. Setiap saat berlomba
menjadi “yang paling” entah paling apa itu namanya, tapi intinya sama,
survival, biar tidak “tiada”. Intinya kita didesain untuk “takut mati”. Saya
tidak mengatakan kalau ini salah, tetapi kalau seumur hidup kita hanya hidup
karena “takut mati” takut nggak kebagian, takut rugi, takut kelihatan jelek di
depan orang lain, dan banyak “takut” lainnya.
Dan kebiasaan kita yang mau mudahnya ini yang sebenarnya
menutupi ‘kesadaran’ kita menutupi siapa diri kita yang sejati, karena hanya
menuruti hasrat diri saja, tanpa benar-benar sadar dengan apa yang kita
lakukan. Berjedalah sebentar sebelum melakukan sesuatu. Sediakan waktu untuk
untuk hening sejenak.
Default = hasrat diri, kuatkan diri kita yang sejati dengan
Tapping (C-EFT).
Jadi mau pilih yang mana ini? Yang Mudah atau yang Benar?
No comments:
Post a Comment