Loyalitas; Arti sebuah kesetiaan (Sebuah diskusi di kepala ANDA)
Suatu saat saya pernah di semat’i sebuah label “kamu orangnya
tidak loyal terhadap pekerjaan kamu” oleh salah seorang pemilik sebuah usaha
tempat saya bekerja dulu, sekitar 10 tahun yang lalu, tepatnya tahun 2010.
Sebelum saya belajar ilmu pengetahuan tentang Consciousness, hal semacam ini benar-benar ter-imprint pada pikiran bawah sadar saya. Sambil bergumam kepada diri saya sendiri…”Ooo…saya ini orangnya nggak loyal ya…”. Dengan pernyataan sederhana sebagai sebuah identifikasi diri saya, di pikiran sub-conscious saya sudah menerima bahwa saya orangnya “Nggak Loyal” (bisa diartikan tidak setia dalam hal pekerjaan).
Di awal saya bekerja di pekerjaan saya yang sekarang (di tahun ke-1 dan ke-2) saya masih melamar pekerjaan-pekerjaan lainnya di perusahaan-perusahaan lainnya. Sudah ada beberapa tawaran pekerjaan dengan janji yang “lebih baik” tentunya. Tapi tidak ada satu pun yang berjodoh dengan saya. Tak terasa berjalan 10 tahun saya bekerja di tempat pekerjaan saya ini, saya sudah tidak tertarik untuk pindah pekerjaan di tempat kerja lainnya. Karena menurut saya, “semua pekerjaan di mana saja itu selama anda masih ikut orang”. Artinya selama kita masih bekerja sebagai orang yang digaji, maka semuanya itu sama saja, mau ikut perusahaan kecil maupun sebuah korporasi raksasa, sensasi rasanya itu sama semua, hanya beda di taraf kehidupannya saja, nah sampai mana kita mau mengejar taraf kehidupan ini, apabila makna dan raasanya sama?
Pasti ada suatu kesempatan di dalam kehidupan kita ini yang
pernah kita alami, sebuah pengalaman yang membangkitkan semangat hidup kita,
sebuah kejadian yang inspirasional bagi kita shingga kita memutuskan, “Saya
ingin….”, “Saya mau….”, “Saya….”. Tinggal dilihat saja seberapa kuatnya
keinginan, kemauan dan harapan ini. Seberapa besar kita bisa memperjuangkannya
dan mewujudkannya.
Bagaimana saya bisa memenangkan keinginan dan harapan ini?
Sadari dahulu ketika kita mengikrar-kan sesuatu seperti itu
“saya ingin…” selealu ada jiwa kita lainnya yang meng-counter hal tersebut.
Seperti ada yang berkata “Yakin? Paling juga besok sudah malas”. Atau mungkin
di kepala kita juga ada yang bilang “Lho jangan, nanti kamu mau bayar cicilan
pakai apa kalau kamu nggak dapat gaji?”. Atau ada yang seperti ini “Baiklah,
silahkan ikuti hasrat liar mu, saya yakin kamu akan kembali lagi jadi seperti
sekarang ini”.
Caranya adalah….
Jika anda mengharapkan ini adalah sebuah metode atau teknik
tertentu, maka silahkan pindah ke baca yang lain saja, karena saya tidak akan
bahas hal tersebut.
Cara memenangkannya adalah berlatih untuk melakukan manajemen pikiran anda sendiri, caranya terserah anda batasan terserah anda. Cukup sadari saja, ini sekarang yang bicara siapa, yang sedang mikir ini siapa, bahkan yang sedang baca tulisan ini siapa? Apakah otak limbic (Emosi, survival) saya? Otak Parietal (Perhitungan, memory) saya? Ataukah Otak Frontal (Logika, norma) saya yang sedang aktif sekarang?
Coba di sadari dulu diri sendiri, meanangkan dulu peperangan
dengan diri sendiri, tenangkan dulu debat kusir yang ada dikepala anda…
Nah, kalau sudah mari diskusi di kolom komentar di bawah ini…..
No comments:
Post a Comment